Engkau yang sedang mencari jalan menuju keindahan hidupnya, dengarlah ini,..
Hatimu yang bergetar dengan music kehidupan yang sesuai dengan sikap dan perilakumu,
Jika engkau berlaku lembut dan indah dalam keseharianmu, music kehidupan ini mengalun mengalun indah dan melambungkan jiwamud dalam kebahagiaan yang dulu hanya kau impikan.
Tapi, jika engkau kasar dan palsu kepada dirimu sendiri, kepada keluarga dan kepada sesamamu, hatimu akan di goring dalam kuali kagalisahan dan kemarahan yang tak bersebab dan berujung.
Sesungguhnya, keindahan hidupmu kau tentukan sendiri dalam pengindahan sikap dan perilakumu,..
by: MARIO TEGUH
Rabu, 22 Februari 2012
Rabu, 08 Februari 2012
8- PENANGANAN QC (QUALITY CONTROL)
QC adalah orang yang bertugas mengontrol jalannya proses, masak, pengemasan dan juga analisis produk. Analisa secara fisik yang meliputi warna. rasa, aroma, kekentalan, maupun secara kimiawi seperti kadar air, kadar asam, kadar gula, dsb.
QC proses tugasnya meliputi persiapan Bahan baku, persiapan bumbu-bumbu, pemasakan, dan pemeriksaan harus dilakukan secara terus-menerus, sampai produk masak yang kemudian dilakukan analisa suhu, pH, kadar air dan viscositas.
sedangkan QC kemas meliputi pemeriksaan kemasan separti seal, kode produksi, netto, press, etiket dan cek botol kemas dan analisa produk yang akan dikemas seperti cek pH, suhu, viscositas, warna, rasa, kadar air, dan kadar gula.
QC proses tugasnya meliputi persiapan Bahan baku, persiapan bumbu-bumbu, pemasakan, dan pemeriksaan harus dilakukan secara terus-menerus, sampai produk masak yang kemudian dilakukan analisa suhu, pH, kadar air dan viscositas.
sedangkan QC kemas meliputi pemeriksaan kemasan separti seal, kode produksi, netto, press, etiket dan cek botol kemas dan analisa produk yang akan dikemas seperti cek pH, suhu, viscositas, warna, rasa, kadar air, dan kadar gula.
7- PRODUK HASIL OLAH dan SASARAN PEMAKAI
KECAP >>Premium Grade
Brand :Sukasari
Flavor :Manis
Description :Manis SKMB
Quantity :12 X 610 ml
Packaging :P 320 X L 240 X T 295 mm
Weight :20 Kg
KECAP >>Refil
Brand :Sukasari
Flavor :Manis
Description :Manis SKSP 600
Quantity :12 X 600 ml
Packaging :P 380 X L 210 X T 187 mm
Weight :11 Kg
KECAP >>Economic Packaging
Brand :Sukasari
Flavor :Manis Sedang
Description :Manis Sedang SKSPA
Quantity :24 X 300 ml
Packaging :P 354 X L 236 X T 198 mm
Weight :6 Kg
SYRUP >>Delicio
Brand :Delicio
Flavor :Manis
Description :CocoPandan
Quantity :12 X 610 ml
Packaging :P 325 X L 240 X T 290 mm
Weight :20 Kg
SYRUP >>Sukasari Super Grade
Brand :Sukasari Super Grade
Flavor :Manis
Description :Melon
Quantity :12 X 630 Kg
Packaging :P 329 X L 236 X T 280 mm
Weight :20 Kg
PRODUK LAIN >>Cuka Makan
Brand :Sukasari
Flavor :Asam
Description :Cuka Makan SCOB
Quantity :12 X 610 ml
Packaging :P 320 X L 240 X T 295 mm
Weight :15 Kg
Setiap perusahaan pada saat awal memproduksi barang selalu dalam jumlah yang terbatas dan untuk pasar yang terbatas pula dengan maksud guna menjajaki pasar. Disamping itu adanya selera pasar yang tumbuh dan berkembang memungkinkan persepsi produsen dan persepsi konsumen menjadi tidak sejalan. Oleh sebab itu guna menghindari resiko kerugian, perusahaan selalu memperhitungnya volume produksinya. Namun manakala produknya ternyata dapat menembus hiruk pikuknya pasar karena mampu bersaing dan disukai pasar, maka strategi perusahaan selanjutnya adalah melakukan kegiatan yang serba massal, yakni produksi massal, distribusi massal dan komunikasi massal pula. Dalam perkembangannya pasar konsumen yang semula dilayani terbatas, menjadi lebih luas serta heterogen sifatnya dan perusahaan rasanya tidak mungkin untuk dapat melayani seluruh konsumen yang sifatnya sangat heterogen tersebut. Dalam hal ini perusahaan mencoba mencari cari kelompok konsumen tertentu yang akan dijadikan pasarnya. Langkah ini adalah awal dari kegiatan segmentasi pasar.
Selanjutnya guna menghadapi persaingan, barang yang dijual tersebut dibuat sedikit berbeda dengan yang sudah ada misalnya model, rasa, kualitas, dan sebagainya. Jadi hanya sebatas variasi produk. Hal ini dikenal dengan mana product differentiation. Kegiatan ini bukanlah segmentasi pasar.
Brand :Sukasari
Flavor :Manis
Description :Manis SKMB
Quantity :12 X 610 ml
Packaging :P 320 X L 240 X T 295 mm
Weight :20 Kg
KECAP >>Refil
Brand :Sukasari
Flavor :Manis
Description :Manis SKSP 600
Quantity :12 X 600 ml
Packaging :P 380 X L 210 X T 187 mm
Weight :11 Kg
KECAP >>Economic Packaging
Brand :Sukasari
Flavor :Manis Sedang
Description :Manis Sedang SKSPA
Quantity :24 X 300 ml
Packaging :P 354 X L 236 X T 198 mm
Weight :6 Kg
SYRUP >>Delicio
Brand :Delicio
Flavor :Manis
Description :CocoPandan
Quantity :12 X 610 ml
Packaging :P 325 X L 240 X T 290 mm
Weight :20 Kg
SYRUP >>Sukasari Super Grade
Brand :Sukasari Super Grade
Flavor :Manis
Description :Melon
Quantity :12 X 630 Kg
Packaging :P 329 X L 236 X T 280 mm
Weight :20 Kg
PRODUK LAIN >>Cuka Makan
Brand :Sukasari
Flavor :Asam
Description :Cuka Makan SCOB
Quantity :12 X 610 ml
Packaging :P 320 X L 240 X T 295 mm
Weight :15 Kg
Setiap perusahaan pada saat awal memproduksi barang selalu dalam jumlah yang terbatas dan untuk pasar yang terbatas pula dengan maksud guna menjajaki pasar. Disamping itu adanya selera pasar yang tumbuh dan berkembang memungkinkan persepsi produsen dan persepsi konsumen menjadi tidak sejalan. Oleh sebab itu guna menghindari resiko kerugian, perusahaan selalu memperhitungnya volume produksinya. Namun manakala produknya ternyata dapat menembus hiruk pikuknya pasar karena mampu bersaing dan disukai pasar, maka strategi perusahaan selanjutnya adalah melakukan kegiatan yang serba massal, yakni produksi massal, distribusi massal dan komunikasi massal pula. Dalam perkembangannya pasar konsumen yang semula dilayani terbatas, menjadi lebih luas serta heterogen sifatnya dan perusahaan rasanya tidak mungkin untuk dapat melayani seluruh konsumen yang sifatnya sangat heterogen tersebut. Dalam hal ini perusahaan mencoba mencari cari kelompok konsumen tertentu yang akan dijadikan pasarnya. Langkah ini adalah awal dari kegiatan segmentasi pasar.
Selanjutnya guna menghadapi persaingan, barang yang dijual tersebut dibuat sedikit berbeda dengan yang sudah ada misalnya model, rasa, kualitas, dan sebagainya. Jadi hanya sebatas variasi produk. Hal ini dikenal dengan mana product differentiation. Kegiatan ini bukanlah segmentasi pasar.
6- KEPEDULIAN PADA LINGKUNGAN SEKITAR
Pada dasarnya rata-rata karyawan di PT SUKASARI MITRA MANDIRI adalah warga sekitar. Ini menandakan bahwa PT SUKASARI sudah cukup memiliki kepedulian yang cukup tinggi. Sedangkan untuk program beasiswa masih dalam proses pemrograman.
Tanggapan masyarakat dengan berdirinya PT SUKASARI pun cukup bagus, ini dapat dilihat dari minimnya demo ataupun unjuk rasa yang ditunjukkan untuk PT SUKASARI MITRA MANDIRI.
Tanggapan masyarakat dengan berdirinya PT SUKASARI pun cukup bagus, ini dapat dilihat dari minimnya demo ataupun unjuk rasa yang ditunjukkan untuk PT SUKASARI MITRA MANDIRI.
5- POLA KERJASAMA
Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah dan atau dengan usaha besar di sertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah dan atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Pola Kemitraan sesuai dengan PP 44 Tahun 1999 tanggal 17 Nopember 1997 antara lain pola sub kontrakting, dagang, vendor, contrac farming, PIR, modal ventura, dan pola franchise.
1. Pola Sub Kontrak
Dibidang industri masalah sub kontrakring adalah hubungan kerjasama antara perusahaan industri dengan perusahaan industri lainnya akibat dari out house manufacturing.
Misal : Jika suatu perusahaan industri mesin yang tidak memiliki unit pengecoran, amaka bila perusahaan tersebut mendapat pesanan untuk membuat alat atau mesin
2. Pola Dagang
Adalah suatu pola kemitraan di mana pengusaha besar memasarkan produk-prosuk pengusaha kecil atau pengusaha besar berperan sebagai pemasok kebutuhan produksi pengusaha kecil.
3. Pola Contract Farming
Merupakan salah satu pola kemitraan di bidang pertanian. Petani melalui wadah kelompok tani / KUD membuat perjanjian kontrak penjualan dengan perusahaan prosesor / eksportir. Dalam perjanjian kontrak tersebut, jumlah, mutu dan penyerahan barang serta harga yang disepakati bersama antara petani / kelompok tani / KUD dengan perusahaan pembeli.
4. Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat)
Merupakan salah satu modal kemitraan disektor pertanian. PIR yaitu perusahaan yang melakukan fungsi perencanaan, bimbingan dan pelayanan sarana produksi kredit pengolahan hasil dan pemasaran bafi usaha tani yang memiliki dan dikelola sendiri. Perusahaan inti melaksanakan pembinaan terhadap plasma mulai sejak penyediaan input sampai pemasaran hasil sementara petani (plasma) memenuhi kewajiban yang sifatnya manajerial, menjual seluruh produksi kepada perusahaan inti dan membayar kredit.
5. Pola Franchise
Adalah suatu pola kemitraan Franchise (perusahaan besar) memberikan hak penggunaan merek dagang / perusahaan (trade mark, logo, simbul, service mark) miliknya dan bantuan manajemen, teknis, promosi, dan program pelatihan konsultasi, riset dan pengembangan (R&D) kepada Franchise (perusahaan kecil) secara berkesinambungan
6. Modal Ventura
Merupakan bentuk pembiayaan dalam bentuk equity atau modal saham, bedanya dengan penanaman modal biasa, modal ventura dimasukkan kedalam suatu usaha untuk waktu sementara dengan tujuan menarik kembali modal tersebut setelah berjalan lancar, dengan cara penjualan kembali saham pendirian tersebut.
Pola Kemitraan sesuai dengan PP 44 Tahun 1999 tanggal 17 Nopember 1997 antara lain pola sub kontrakting, dagang, vendor, contrac farming, PIR, modal ventura, dan pola franchise.
1. Pola Sub Kontrak
Dibidang industri masalah sub kontrakring adalah hubungan kerjasama antara perusahaan industri dengan perusahaan industri lainnya akibat dari out house manufacturing.
Misal : Jika suatu perusahaan industri mesin yang tidak memiliki unit pengecoran, amaka bila perusahaan tersebut mendapat pesanan untuk membuat alat atau mesin
2. Pola Dagang
Adalah suatu pola kemitraan di mana pengusaha besar memasarkan produk-prosuk pengusaha kecil atau pengusaha besar berperan sebagai pemasok kebutuhan produksi pengusaha kecil.
3. Pola Contract Farming
Merupakan salah satu pola kemitraan di bidang pertanian. Petani melalui wadah kelompok tani / KUD membuat perjanjian kontrak penjualan dengan perusahaan prosesor / eksportir. Dalam perjanjian kontrak tersebut, jumlah, mutu dan penyerahan barang serta harga yang disepakati bersama antara petani / kelompok tani / KUD dengan perusahaan pembeli.
4. Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat)
Merupakan salah satu modal kemitraan disektor pertanian. PIR yaitu perusahaan yang melakukan fungsi perencanaan, bimbingan dan pelayanan sarana produksi kredit pengolahan hasil dan pemasaran bafi usaha tani yang memiliki dan dikelola sendiri. Perusahaan inti melaksanakan pembinaan terhadap plasma mulai sejak penyediaan input sampai pemasaran hasil sementara petani (plasma) memenuhi kewajiban yang sifatnya manajerial, menjual seluruh produksi kepada perusahaan inti dan membayar kredit.
5. Pola Franchise
Adalah suatu pola kemitraan Franchise (perusahaan besar) memberikan hak penggunaan merek dagang / perusahaan (trade mark, logo, simbul, service mark) miliknya dan bantuan manajemen, teknis, promosi, dan program pelatihan konsultasi, riset dan pengembangan (R&D) kepada Franchise (perusahaan kecil) secara berkesinambungan
6. Modal Ventura
Merupakan bentuk pembiayaan dalam bentuk equity atau modal saham, bedanya dengan penanaman modal biasa, modal ventura dimasukkan kedalam suatu usaha untuk waktu sementara dengan tujuan menarik kembali modal tersebut setelah berjalan lancar, dengan cara penjualan kembali saham pendirian tersebut.
4- HRD dan STANDART PEGAWAI
Competency-based HRD pada dasarnya adalah menggunakan model kompetensi sebagai dasar dari sistem maupun program HR yang ada di dalam suatu organisasi.
Karena kompetensi menjadi dasarnya, maka yang diperlukan terlebih dahulu adalah memiliki model kompetensi untuk organisasi tersebut, yang tentunya dibangun berdasarkan kapabilitas organisasi yang ingin dibangun oleh organisasi tersebut.
Model ini menggambarkan kompetensi yang diperlukan, baik teknis maupun behavioral, oleh berbagai jabatan yang ada di dalam organisasi tersebut.
Dengan demikian, model kompetensi di satu organisasi dengan yang lain dapat berbeda karena situasi dan kebutuhannya tidak selalu sama.
Setelah model kompetensi dibangun, maka proses berikutnya adalah menggunakan model ini sebagai dasar dari seluruh sistem maupun program SDM yang ada di dalam organisasi.
Sebagai contoh, dalam proses rekrutmen, pastikan bahwa evaluasi yang dilakukan atas kandidat yang ada dilakukan dengan melihat kompetensi yang diperlukan oleh jabatan yang akan ditempati oleh kandidat tersebut. Kalau kita sudah menetapkan kompetensi yang diperlukan untuk posisi Marketing Manager, misalnya, maka evaluasi, tes, pengujian yang dilakukan pada kandidat tentu perlu mengacu pada kompetensi.yang telah ditetapkan.
Contoh lain, dalam sistem penilaian kinerja, penilaian kinerja karyawanpun dapat menggunakan (profil) kompetensi yang telah ditetapkan untuk jabatan tersebut. Demikian juga dengan program pelatihan dan pengembangan di dalam organisasi. Program pelatihan yang diberikan tentunya perlu mengacu pada kompetensi apakah yang ingin dibangun. Ini untuk memastikan bahwa pada akhirnya kita membangun kompetensi dan kapabilitas organisasi yang memang diperlukan oleh organisasi untuk mencapai visi dan misinya.
Bila semua hal di atas dilakukan dengan konsisten, maka akan membangun suatu sistem SDM yang terintegrasi dan memiliki basis yang sama; yaitu kompetensi.
Model kompetensi yang digunakan untuk melakukan proses rekrutmen akan sama dengan model yang digunakan untuk penilaian kinerja maupun pelatihan dan pengembangan karir.
Dari mana mulainya? Pertama, definisikan dulu kompetensi yang diperlukan untuk masing-masing jabatan di perusahaan Bapak, baik kompetensi teknis maupun behavioral.
Kedua, gunakan model yang ada sebagai dasar dalam membangun dan menjalankan sistem dan program SDM di perusahaan Bapak, seperti contoh-contoh di atas tadi.
Penggunaannya di dalam sistem dan program SDM yang ada tentu perlu dilakukan berdasarkan prioritas, tingkat kepentingan maupun implikasinya terhadap organisasi.
Yang penting untuk dijaga adalah konsistensi di dalam menggunakannya.
Karena kompetensi menjadi dasarnya, maka yang diperlukan terlebih dahulu adalah memiliki model kompetensi untuk organisasi tersebut, yang tentunya dibangun berdasarkan kapabilitas organisasi yang ingin dibangun oleh organisasi tersebut.
Model ini menggambarkan kompetensi yang diperlukan, baik teknis maupun behavioral, oleh berbagai jabatan yang ada di dalam organisasi tersebut.
Dengan demikian, model kompetensi di satu organisasi dengan yang lain dapat berbeda karena situasi dan kebutuhannya tidak selalu sama.
Setelah model kompetensi dibangun, maka proses berikutnya adalah menggunakan model ini sebagai dasar dari seluruh sistem maupun program SDM yang ada di dalam organisasi.
Sebagai contoh, dalam proses rekrutmen, pastikan bahwa evaluasi yang dilakukan atas kandidat yang ada dilakukan dengan melihat kompetensi yang diperlukan oleh jabatan yang akan ditempati oleh kandidat tersebut. Kalau kita sudah menetapkan kompetensi yang diperlukan untuk posisi Marketing Manager, misalnya, maka evaluasi, tes, pengujian yang dilakukan pada kandidat tentu perlu mengacu pada kompetensi.yang telah ditetapkan.
Contoh lain, dalam sistem penilaian kinerja, penilaian kinerja karyawanpun dapat menggunakan (profil) kompetensi yang telah ditetapkan untuk jabatan tersebut. Demikian juga dengan program pelatihan dan pengembangan di dalam organisasi. Program pelatihan yang diberikan tentunya perlu mengacu pada kompetensi apakah yang ingin dibangun. Ini untuk memastikan bahwa pada akhirnya kita membangun kompetensi dan kapabilitas organisasi yang memang diperlukan oleh organisasi untuk mencapai visi dan misinya.
Bila semua hal di atas dilakukan dengan konsisten, maka akan membangun suatu sistem SDM yang terintegrasi dan memiliki basis yang sama; yaitu kompetensi.
Model kompetensi yang digunakan untuk melakukan proses rekrutmen akan sama dengan model yang digunakan untuk penilaian kinerja maupun pelatihan dan pengembangan karir.
Dari mana mulainya? Pertama, definisikan dulu kompetensi yang diperlukan untuk masing-masing jabatan di perusahaan Bapak, baik kompetensi teknis maupun behavioral.
Kedua, gunakan model yang ada sebagai dasar dalam membangun dan menjalankan sistem dan program SDM di perusahaan Bapak, seperti contoh-contoh di atas tadi.
Penggunaannya di dalam sistem dan program SDM yang ada tentu perlu dilakukan berdasarkan prioritas, tingkat kepentingan maupun implikasinya terhadap organisasi.
Yang penting untuk dijaga adalah konsistensi di dalam menggunakannya.
3- SISTEM PEMASARAN
emasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni
• Product (produk)
• Price (harga)
• Place (tempat, termasuk juga distribusi)
• Promotion (promosi)
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1]
Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu.
Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).
Strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.”[2] Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran Menurut W.Y.Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.[3] Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :
1. Tempat yang strategis (place),
2. Produk yang bermutu (product),
3. Harga yang kompetitif (price), dan
4. Promosi yang gencar (promotion).
Dari sudut pandang konsumen :
1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2. Biaya konsumen (cost to the customer),
3. Kenyamanan (convenience), dan
4. Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni
• Product (produk)
• Price (harga)
• Place (tempat, termasuk juga distribusi)
• Promotion (promosi)
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1]
Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu.
Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).
Strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.”[2] Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran Menurut W.Y.Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.[3] Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :
1. Tempat yang strategis (place),
2. Produk yang bermutu (product),
3. Harga yang kompetitif (price), dan
4. Promosi yang gencar (promotion).
Dari sudut pandang konsumen :
1. Kebutuhan dan keinginan konsumen (customer needs and wants),
2. Biaya konsumen (cost to the customer),
3. Kenyamanan (convenience), dan
4. Komunikasi (comunication).
Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
2. PENANGANAN LIMBAH
Pengolahan limbah berkaitan dengan sistem pabrik. Ada pabrik yang telah mempergunakan peralatan dengan kadar buangan rendah sehingga buangan yang dihasilkannya tidak lagi perlu mengalami pengolahan. Bagi pabrik seperti ini memang telah dirancang dari awal pembangunan. Buangan dari pabrik berbeda satu dengan yang lain.
Perbedaan ini menyangkut pula dengan perbedaan bahan baku,perbedaan proses. Suatu pabrik sama-sama mengeluarkan limbah air namun terdapat senyawa kimia yang berbeda pula.Karena banyaknya variasi pencemar antara satu pabrik dengan pabrik lain maka banyak pula sistem pengolahan.
Demikian banyak macam parameter pencemar dalam suatu buangan, akibatnya membutuhkan berbagai tingkatan proses pula. Limbah memerlukan penanganan awal. Kemudian pengolahan berikutnya. Pengolahan pendahuluan akan turut menentukan pengolahan kedua, ketiga dan seterusnya.
Kekeliruan penetapan pengolahan pendahuluan akan turut mempengaruhi pengolahan berikutnya. Di dalam penetapan pilihan metode keadaan limbah sudah seharusnya diketahui sebelumnya.Parameter limbah yang mempunyai peluang untuk mencemarkan lingkungan harus ditetapkan. Misalnya terdapat senyawa fenol dalam air sebesar 2 mg/liter, phosphat 30 mg/liter dan seterusnya.
Dengan mengetahui jenis-jenis parameter di dalam limbah maka dapat ditetapkan metode pengolahan dan pilihan jenis peralatan. Sekali sudah ditetapkan inetode dan jenis peralatan maka langkah berikutnya adalah sampai tingkat mana diinginkan menghilangkan/ penguranga senyawa pencemarnya. Berapa persenkah kita inginkan pengurangan dan sampai di mana efisiensi peralatan harus dicapai pada tingkat maksimum.
Penetapan efisiensi peralatan, dan standar buangan yang diinginkan akan mempengaruhi ketelitian alat, volume air limbah, sistem pemipaan, pemasangan pipa, pilihan bahan kimia dan lain-lain.Dalam mendesain peralatan, variabel tadi harus dapat dihitung secara tepat. Belum ada suatu jaminan hahwa satu unit peralatan dapat mengendalikan limbah sesuai dengan yang dikehendaki.
Sebab di dalam satu unit peralatan terdiri dari berbagai macam kegiatan mulai dari kegiatan pendahuluan sampai kegiatan akhir.
Walaupun terdiri dari berbagai kegiatan namun tidak semua jeniskegiatan dipraktekkan, mungkin dengan kombinasi dari beberapa
kegiatan saja limbah sudah bebas polusi.
Air limbah mungkin terdiri dari satu atau lebih parameter pencemar melampaui nilai yang ditetapkan. Kemungkinan di dalamnya terdapat minyak dan lemak, bahan anorganik seperti besi, aluminium, nikel,plumbum, barium, fenol dan lain-lain sehingga perlu kombinasi dari beberapa alat. Untuk menurunkan BOD dan COD dapat dilakukan dengan metode aerasi dan ternyata metode ini juga cukup baik untuk melakukan pengeridapan suspensi solid.
Ada beberapa proses yang dilalui air limbah agar limbah ini benarbenar bebas dari unsur pencemaran. Tingkatan proses dimaksudkan adalah sesuai dengan tingkatan berat ringannya. Pada mulanya air limbah harut dibebaskan dari benda terapung atau padatan melayang.Untuk itu diperlukan treatment pendahuluan. Pengolahan selanjutnya adalah mengendapkan partikel-partikel halus kemudian lagi menetralisasinya. Demikian tingkatan ini dilaksanakan sampai seluruh parameter pencemar dalam air buangan dapat dihilangkan.
Limbah yang dihasilkan dari PT. SUKASARI MITRA MANDIRI adalah limbah yang berupa ampas dari kedele, cairan- cairan hasil produksi, cairan- cairan hasil pencucian, dan lain sebagainya yang tidak begitu berbahaya bagi lingkungan.Limbah selalu dilakukan penanganan dengan baik sehingga mengurangi terjadinya pencemaran lingkuntgan akiabat proses produksi yang berlangsung di perusahaan.
Perbedaan ini menyangkut pula dengan perbedaan bahan baku,perbedaan proses. Suatu pabrik sama-sama mengeluarkan limbah air namun terdapat senyawa kimia yang berbeda pula.Karena banyaknya variasi pencemar antara satu pabrik dengan pabrik lain maka banyak pula sistem pengolahan.
Demikian banyak macam parameter pencemar dalam suatu buangan, akibatnya membutuhkan berbagai tingkatan proses pula. Limbah memerlukan penanganan awal. Kemudian pengolahan berikutnya. Pengolahan pendahuluan akan turut menentukan pengolahan kedua, ketiga dan seterusnya.
Kekeliruan penetapan pengolahan pendahuluan akan turut mempengaruhi pengolahan berikutnya. Di dalam penetapan pilihan metode keadaan limbah sudah seharusnya diketahui sebelumnya.Parameter limbah yang mempunyai peluang untuk mencemarkan lingkungan harus ditetapkan. Misalnya terdapat senyawa fenol dalam air sebesar 2 mg/liter, phosphat 30 mg/liter dan seterusnya.
Dengan mengetahui jenis-jenis parameter di dalam limbah maka dapat ditetapkan metode pengolahan dan pilihan jenis peralatan. Sekali sudah ditetapkan inetode dan jenis peralatan maka langkah berikutnya adalah sampai tingkat mana diinginkan menghilangkan/ penguranga senyawa pencemarnya. Berapa persenkah kita inginkan pengurangan dan sampai di mana efisiensi peralatan harus dicapai pada tingkat maksimum.
Penetapan efisiensi peralatan, dan standar buangan yang diinginkan akan mempengaruhi ketelitian alat, volume air limbah, sistem pemipaan, pemasangan pipa, pilihan bahan kimia dan lain-lain.Dalam mendesain peralatan, variabel tadi harus dapat dihitung secara tepat. Belum ada suatu jaminan hahwa satu unit peralatan dapat mengendalikan limbah sesuai dengan yang dikehendaki.
Sebab di dalam satu unit peralatan terdiri dari berbagai macam kegiatan mulai dari kegiatan pendahuluan sampai kegiatan akhir.
Walaupun terdiri dari berbagai kegiatan namun tidak semua jeniskegiatan dipraktekkan, mungkin dengan kombinasi dari beberapa
kegiatan saja limbah sudah bebas polusi.
Air limbah mungkin terdiri dari satu atau lebih parameter pencemar melampaui nilai yang ditetapkan. Kemungkinan di dalamnya terdapat minyak dan lemak, bahan anorganik seperti besi, aluminium, nikel,plumbum, barium, fenol dan lain-lain sehingga perlu kombinasi dari beberapa alat. Untuk menurunkan BOD dan COD dapat dilakukan dengan metode aerasi dan ternyata metode ini juga cukup baik untuk melakukan pengeridapan suspensi solid.
Ada beberapa proses yang dilalui air limbah agar limbah ini benarbenar bebas dari unsur pencemaran. Tingkatan proses dimaksudkan adalah sesuai dengan tingkatan berat ringannya. Pada mulanya air limbah harut dibebaskan dari benda terapung atau padatan melayang.Untuk itu diperlukan treatment pendahuluan. Pengolahan selanjutnya adalah mengendapkan partikel-partikel halus kemudian lagi menetralisasinya. Demikian tingkatan ini dilaksanakan sampai seluruh parameter pencemar dalam air buangan dapat dihilangkan.
Limbah yang dihasilkan dari PT. SUKASARI MITRA MANDIRI adalah limbah yang berupa ampas dari kedele, cairan- cairan hasil produksi, cairan- cairan hasil pencucian, dan lain sebagainya yang tidak begitu berbahaya bagi lingkungan.Limbah selalu dilakukan penanganan dengan baik sehingga mengurangi terjadinya pencemaran lingkuntgan akiabat proses produksi yang berlangsung di perusahaan.
1- KOMODITAS PERUSAHAAN
PT. sukasari mitra mandiri memproduksi 4 macam produk yaitu:
a. Kecap
-Kecap manis
-Kecap asin
b. sirup
c. Cuka
d. Saos
-Saos tomat
-Saos sambal
Jenis kemasan yang digunakan berbeda-beda:
- Kecap di kemas dalam kemasan plastik, botol kaca, dan jerigen. Merk yang digunakan adalah Delicio, sukasari, dan Nikisari.
- Sirup di kemas dengan berbagai macam rasa. Kemasan sirup yaitu dikemas dalam botol kaca dan jerigen. Merk yang digunakan adalah Delicio, Super grade, Sukasari,dan Nikisari.
-Cuka dikemas dalam botol kaca, jerigen, dan botol plastic yang dikemas dengan volume yang berbeda-beda. Merk yang di gunakan adalah Sukasari.
- Saos dikemas dalam kemasan botol kaca dan kemasan plastic. Merk yang di gunakan adalah Nikisari dan Sukasari.
a. Kecap
-Kecap manis
-Kecap asin
b. sirup
c. Cuka
d. Saos
-Saos tomat
-Saos sambal
Jenis kemasan yang digunakan berbeda-beda:
- Kecap di kemas dalam kemasan plastik, botol kaca, dan jerigen. Merk yang digunakan adalah Delicio, sukasari, dan Nikisari.
- Sirup di kemas dengan berbagai macam rasa. Kemasan sirup yaitu dikemas dalam botol kaca dan jerigen. Merk yang digunakan adalah Delicio, Super grade, Sukasari,dan Nikisari.
-Cuka dikemas dalam botol kaca, jerigen, dan botol plastic yang dikemas dengan volume yang berbeda-beda. Merk yang di gunakan adalah Sukasari.
- Saos dikemas dalam kemasan botol kaca dan kemasan plastic. Merk yang di gunakan adalah Nikisari dan Sukasari.
Langganan:
Postingan (Atom)